Mungkin bagi sebagian banyak warga Solo mendengar House of Danar Hadi sudah tidak asing lagi. Ya, House of Danar Hadi merupakan sebuah komplek wisata warisan terpadu seputar batik yang berlokasi di Jl. Slamet Riyadi No.261, Sriwedari, Kec. Laweyan, Kota Surakarta, Jawa Tengah 57141. Tak hanya sebagai museum saja, House of Danar Hadi terkenal pula sebagai sentra penghasil batik Solo selain Kampung Batik Laweyan dan Kampung Batik Kauman. Museum ini dibuka untuk umum yang beroperasi mulai dari pukul 09:00 WIB hingga 16.30 WIB dengan HTM Rp 35.000 untuk umum dan Rp 8.000 untuk pelajar.
Sekilas sejarah mengenai House of Danar Hadi yang mana didirikan pada tahun 2008 oleh PT Batik Danar Hadi, salah satu produsen batik termasyur di Solo. Awalnya tak lepas dari sejarah panjang Batik Danar Hadi itu sendiri yang mana sudah berdiri sejak tahun 1967. Bermula dari industri rumahan yang turun temurun, pemilik awalnya yakni Santosa Doellah dan istrinya Danarsih Hadipriyono yang merupakan keturunan pengusaha batik. Pada tahun 1975, Danar Hadi mulai mengembangkan usaha dengan membuka toko kecil di Jakarta. Sejak saat itu, toko-toko mulai dibuka di beberapa kota, seperti Bandung, Medan, Surabaya, Yogyakarta, dan Semarang.
Museum dan Rumah Batik Danar Hadi berada pada satu komplek bangunan yang merupakan cagar budaya Solo. Bangunan utamanya merupakan Ndalem Wuryaningratan, yang dulunya merupakan kediaman Pangeran Wuryaningrat. Wuryaningrat merupakan cucu Pakubuwono IX sekaligus menantu dari Pakubuwono X. Museum Batik Danar Hadi sendiri menjadi obyek wisata utama di kompleks Rumah Batik Danar Hadi. Di dalam museum ini tersimpan koleksi kain batik yang jumlahnya mencapai 10.000 helai kain. Koleksi Museum Batik Danar Hadi itu berhasil memecahkan Rekor MURI, sebagai koleksi batik terbanyak.
Kain-kain batik yang tersimpan di dalam museum ini berasal dari periode dan pengaruh budaya yang berbeda-beda. Di antaranya ada kain batik Belanda, yaitu batik yang terpengaruh budaya Eropa atau yang dibuat orang-orang Belanda yang menetap di Indonesia. Selain itu juga ada batik Djawa Hokokai, batik China, Batik Sudagaran, dan sebagainya. Puluhan ribu kain batik yang tersimpan di museum ini merupakan koleksi pribadi H Santosa Doellah yang merupakan pendiri Batik Danar Hadi Solo.
Sumber :
danarhadibatik.com
suarakarta.go.id
0 Comments