Kethek Ogleng merupakan salah satu bentuk kesenian rakyat yang masih berkembang dengan bentuk yang beragam di Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah. Kisahnya menceritakan titisan kera dari kisah Raden Panji Sari Gunung mencari Dewi Sekartaji yang menghilang dari istana. Untuk mengelabui masyarakat agar bebas dan keluar dari desa dan hutan, Raden Gunung Sari menjelma menjadi kera putih yang lincah dan lucu.
Ketika berkeliaran di hutan bertemu monyet putih dengan Endang Roro Setompe yang merupakan nama lain dari Dewi Sekartaji. Melihat sosok Dewi Sekartaji yang cantik, Panji pun tergiur. Namun sayangnya Sekartaji tidak ingin memiliki suami seeekor kera. Akhirnya Dewi Sekartaji ditinggal sendirian di hutan kera.
Cerita tersebut kemudian ditampilkan dalam bentuk tarian dengan nama Ogleng Kethek. Sebenarnya untuk bisa menampilkan kesenian itu hanya dibutuhkan dua orang penari dengan iringan musik gamelan. Penari pertama berperan sebagai kera putih dan penari kedua berperan sebagai Dewi Kilisuci.
Tari Kethek Ogleng mengungkapkan hal ini dalam menggambarkan gerak-gerik sekelompok kera putih. Dalam tarian ini muncul ekspresi kelincahan, kebersamaan, semangat, humor, dan atraktif. Iringannya menggunakan instrumen gamelan Jawa, instrumen perkusi tradisional, vokal dan ritme yang membawa cita rasa dan nuansa tetap populer.
0 Comments